Nov 28, 2016

Analisis Teknikal Saham : 4 Indikator Paling Populer


Analisis teknikal saham bertujuan memprediksi bagaimana permintaan dan pasokan dimasa mendatang, serta menganalisa harga saham yang mungkin akan terbentuk karenanya, yaitu dengan menggunakan data-data mengenai harga, pasokan, serta permintaan di masa lalu. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasikan suatu tren atau pola yang berulang dari pergerakan harga saham dan kemudian dieksploitasi untuk mendapatkan keuntungan. Pedomannya adalah bahwa harga selalu bergerak pada tren tertentu dan tren ini akan terus berlangsung sampai adanya suatu kejadian yang membuat tren tersebut berubah.

Dalam analisis teknikal, indikator merupakan formula matematis untuk membantu memberikan sinyal jual dan beli. Saat ini sudah terdapat ratusan indikator dengan karakter dan cara penggunaannya masing-masing. Berikut 4 indikator paling banyak digunakan dan cukup mudah dipahami :

1. Moving Average (MA)

Moving average (MA) adalah rata-rata harga saham selama periode waktu yang telah lalu dan kemudian diplot ke dalam grafik beserta harga saham aktual di pasar saat itu. MA yang berasal dari rata-rata harga saham selama lima hari perdagangan, contohnya, ditulis sebagai MA-5. MA yang berasal dari rata-rata harga selama 50 hari ditulis sebagai MA-50. Cara penggunaannya adalah dengan melihat posisi harga dibandingkan dengan garis MA tersebut, misalnya MA50. 
Jika grafik harga memotong MA50 dari bawah ke atas maka dianggap sinyal beli.
Sebaliknya, jika grafik harga memotong MA50 dari atas ke bawah dianggap sinyal jual.



2. Relative Strength Index (RSI)

Relative Strength Index (RSI) digunakan untuk menghitung perbandingan antara daya tarik kenaikan dan penurunan harga dengan nilai berkisar 0-100, sehingga anda dapat mengetahui apakah suatu saham dengan harga tertentu sudah overbought atau oversold
Jika nilai RSI > 70, berarti pasar sudah overbought (jenuh beli) sehingga ada kecenderungan untuk mulai dijual (potensi penurunan harga). 
Sebaliknya jika RSI < 30, berarti pasar sudah oversold atau jenuh jual sehingga ada potensi kenaikan harga (saatnya untuk beli).


3. Stochastic

Stochastic adalah indikator yang menunjukkan lokasi harga penutupan terakhir dibandingkan dengan range harga terendah / tertinggi selama periode waktu tertentu. Biasanya terdapat 2 garis pada indikator Stochastic yaitu garis %K dan %D. 
Jika %K memotong %D ke atas menunjukkan sinyal beli. 
Jika %K memotong %D ke bawah menunjukkan sinyal jual.



4. Moving Average Convergence Divergence (MACD)

MACD merupakan salah satu indikator teknikal yang dapat membantu untuk mengidentifikasi perubahan arah dan bisa memberikan informasi apakah tren yang berlangsung cukup kuat atau tidak. Dalam MACD akan ditemukan 2 garis yaitu signal line dan MACD line. 
Jika nilai MACD positif (di atas 0) berarti pasar bersifat bullish. 
Apabila MACD memotong ke atas signal line (Golden Cross) maka disarankan beli (buy signal). Golden cross yang terjadi pada saat market bersifat bullish (MACD positif) maka merupakan sinyal kuat untuk beli.

Jika nilai MACD negatif (di bawah 0) berarti pasar bersifat bearish. 
Sell signal terjadi ketika MACD memotong ke bawah garis Signal (dead cross). Terjadinya dead cross pada saat MACD negatif merupakan sinyal kuat untuk jual karena harga saham sedang turun dan juga kondisi pasar sedang bearish. 


FQInstitute

Education and information to improve Financial Intelligence

1 comment:

  1. Tulisan yang bagus,
    menambahkan sedikit informasi tentang Stochastics.
    Kalau menurut Saham Online , selain Stochastic Slow, ada juga Stochastics Fast yang berbeda soal sensitifitasnya. Stochastics Fast lebih sensitive dari Stochastics Slow.

    Detailnya ada di :
    Perbedaan Stochastics Fast dan Slow

    ReplyDelete