Analisis teknikal saham bertujuan memprediksi
bagaimana permintaan dan pasokan dimasa mendatang, serta menganalisa harga
saham yang mungkin akan terbentuk karenanya, yaitu dengan menggunakan
data-data mengenai harga, pasokan, serta permintaan di masa lalu. Tujuannya
adalah untuk mengidentifikasikan suatu tren atau pola yang berulang dari
pergerakan harga saham dan kemudian dieksploitasi untuk mendapatkan keuntungan.
Pedomannya adalah bahwa harga selalu bergerak pada tren tertentu dan tren ini
akan terus berlangsung sampai adanya suatu kejadian yang membuat tren tersebut
berubah.
Dalam analisis teknikal, indikator merupakan formula matematis
untuk membantu memberikan sinyal jual dan beli. Saat ini sudah terdapat ratusan
indikator dengan karakter dan cara penggunaannya masing-masing. Berikut 4
indikator paling banyak digunakan dan cukup mudah dipahami :
1. Moving Average (MA)
Moving average (MA) adalah rata-rata harga saham
selama periode waktu yang telah lalu dan kemudian diplot ke dalam grafik
beserta harga saham aktual di pasar saat itu. MA yang berasal dari rata-rata
harga saham selama lima hari perdagangan, contohnya, ditulis sebagai MA-5. MA
yang berasal dari rata-rata harga selama 50 hari ditulis sebagai MA-50. Cara
penggunaannya adalah dengan melihat posisi harga dibandingkan dengan garis MA
tersebut, misalnya MA50.
Jika grafik harga memotong MA50 dari bawah ke atas
maka dianggap sinyal beli.
Sebaliknya, jika grafik harga memotong MA50 dari
atas ke bawah dianggap sinyal jual.
2. Relative Strength Index (RSI)
Relative Strength Index (RSI) digunakan untuk
menghitung perbandingan antara daya tarik kenaikan dan penurunan harga dengan
nilai berkisar 0-100, sehingga anda dapat mengetahui apakah suatu saham dengan
harga tertentu sudah overbought atau oversold.
Jika nilai RSI > 70, berarti
pasar sudah overbought (jenuh beli) sehingga ada kecenderungan untuk mulai
dijual (potensi penurunan harga).
Sebaliknya jika RSI < 30, berarti pasar
sudah oversold atau jenuh jual sehingga ada potensi kenaikan harga (saatnya
untuk beli).
3. Stochastic
Stochastic adalah indikator yang menunjukkan
lokasi harga penutupan terakhir dibandingkan dengan range harga terendah /
tertinggi selama periode waktu tertentu. Biasanya terdapat 2 garis pada
indikator Stochastic yaitu garis %K dan %D.
Jika %K memotong %D ke atas
menunjukkan sinyal beli.
Jika %K memotong %D ke bawah menunjukkan sinyal jual.
4. Moving Average Convergence Divergence (MACD)
MACD merupakan salah satu indikator teknikal yang
dapat membantu untuk mengidentifikasi perubahan arah dan bisa memberikan
informasi apakah tren yang berlangsung cukup kuat atau tidak. Dalam MACD akan
ditemukan 2 garis yaitu signal line dan MACD line.
Jika nilai MACD positif (di
atas 0) berarti pasar bersifat bullish.
Apabila MACD memotong ke atas signal
line (Golden Cross) maka disarankan beli (buy signal). Golden cross yang
terjadi pada saat market bersifat bullish (MACD positif) maka merupakan sinyal
kuat untuk beli.
Jika nilai MACD negatif (di bawah 0) berarti
pasar bersifat bearish.
Sell signal terjadi ketika MACD memotong ke bawah garis
Signal (dead cross). Terjadinya dead cross pada saat MACD negatif merupakan
sinyal kuat untuk jual karena harga saham sedang turun dan juga kondisi pasar
sedang bearish.
Tulisan yang bagus,
ReplyDeletemenambahkan sedikit informasi tentang Stochastics.
Kalau menurut Saham Online , selain Stochastic Slow, ada juga Stochastics Fast yang berbeda soal sensitifitasnya. Stochastics Fast lebih sensitive dari Stochastics Slow.
Detailnya ada di :
Perbedaan Stochastics Fast dan Slow