Pada dasarnya terdapat 2 macam
analisis dalam setiap pengambilan keputusan jual beli saham, yaitu analisis
fundamental dan analisis teknikal.
Ide dasar pendekatan Analisa fundamental adalah
bahwa harga saham dipengaruhi kinerja perusahaan. Perusahaan dengan fundamental
keuangan dan kinerja yang baik dipercaya bahwa harga sahamnya akan terus
meningkat seiring dengan peningkatan laba perusahaan. Pendekatan analisa
fundamental kebanyakan digunakan oleh investor jangka menengah dan jangka
panjang, sedangkan pendekatan teknikal (menganalisa grafik) kebanyakan digunakan
oleh para trader untuk jual beli saham jangka pendek.
Terdapat 5 faktor utama yang
paling penting untuk mengidentifikasi saham-saham yang memiliki fundamental
yang baik dan berpeluang besar untuk peningkatan harganya di masa depan.
1. Pertumbuhan EPS (Earning Per
Share / laba per lembar saham)
Nilai EPS-nya sendiri kurang
penting, dimana yang lebih penting adalah berapa kenaikan EPS-nya dibandingkan
periode sebelumnya. Misalkan tahun 2014, saham A memiliki EPS 200, dan tahun
2015 memiliki EPS 300, maka kenaikan EPS-nya adalah (300-200)/200 = 50%.
2. Pertumbuhan Pendapatan
Sama halnya dengan pendapatan,
bukan diliat dari berapa pendapatannya, namun berapa kenaikannya dibandingkan
periode sebelumnya. Saham yang bagus sesuai analisa fundamental tentunya
memiliki pendapatan yang terus meningkat selama 5 tahun terakhir.
3. Pertumbuhan Laba Operasi
Pertumbuhan laba operasi ini
penting untuk mengetahui apakah EPS di atas memang merupakan kontribusi dari
operasional perusahaan dan bukan dari pendapatan lainnya, karena kadangkala
bisa saja operasional perusahaan merugi namun EPS-nya tetap meningkat
dikarenakan perusahaan melakukan penjualan aset, sehingga bukan dari bisnis
inti perusahaan.
4. ROE (Return on Equity)
Meskipun memiliki kenaikan EPS
yang fantastis, namun perlu juga dilihat tingkat laba dibandingkan dengan besarnya
modal yang ditanamkan oleh perusahaan.
ROE = laba bersih / Modal.
Perusahaan dengan tingkat
pengembalian yang hanya 1% tentunya tidak efisien untuk diinvestasikan (bunga
deposito saja 6%). ROE perusahaan yang berkinerja bagus sebaiknya di atas 20%
atau paling tidak di atas 10%.
5. DER (Debt to Equity Ratio / Rasio
besarnya hutang terhadap modal)
Kita juga perlu mengetahui
historis dari hutang perusahaan. Perusahaan yang hendak melakukan ekspansi
usaha tentunya memerlukan tambahan modal, yang bisa diperoleh dari menerbitkan
saham baru atau berhutang. Adanya peningkatan utang akan meningkatkan beban
bunga yang harus dibayar rutin. Semakin tinggi rasio DER tersebut akan membuat
perusahaan semakin berat untuk membayar bunga.
No comments:
Post a Comment