Nov 22, 2016

5 Analisa Dasar Fundamental Saham


Pada dasarnya terdapat 2 macam analisis dalam setiap pengambilan keputusan jual beli saham, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. 
Ide dasar pendekatan Analisa fundamental adalah bahwa harga saham dipengaruhi kinerja perusahaan. Perusahaan dengan fundamental keuangan dan kinerja yang baik dipercaya bahwa harga sahamnya akan terus meningkat seiring dengan peningkatan laba perusahaan. Pendekatan analisa fundamental kebanyakan digunakan oleh investor jangka menengah dan jangka panjang, sedangkan pendekatan teknikal (menganalisa grafik) kebanyakan digunakan oleh para trader untuk jual beli saham jangka pendek.

Terdapat 5 faktor utama yang paling penting untuk mengidentifikasi saham-saham yang memiliki fundamental yang baik dan berpeluang besar untuk peningkatan harganya di masa depan.

1. Pertumbuhan EPS (Earning Per Share / laba per lembar saham)

Nilai EPS-nya sendiri kurang penting, dimana yang lebih penting adalah berapa kenaikan EPS-nya dibandingkan periode sebelumnya. Misalkan tahun 2014, saham A memiliki EPS 200, dan tahun 2015 memiliki EPS 300, maka kenaikan EPS-nya adalah (300-200)/200 = 50%.

2. Pertumbuhan Pendapatan

Sama halnya dengan pendapatan, bukan diliat dari berapa pendapatannya, namun berapa kenaikannya dibandingkan periode sebelumnya. Saham yang bagus sesuai analisa fundamental tentunya memiliki pendapatan yang terus meningkat selama 5 tahun terakhir.

3. Pertumbuhan Laba Operasi

Pertumbuhan laba operasi ini penting untuk mengetahui apakah EPS di atas memang merupakan kontribusi dari operasional perusahaan dan bukan dari pendapatan lainnya, karena kadangkala bisa saja operasional perusahaan merugi namun EPS-nya tetap meningkat dikarenakan perusahaan melakukan penjualan aset, sehingga bukan dari bisnis inti perusahaan.

4. ROE (Return on Equity)

Meskipun memiliki kenaikan EPS yang fantastis, namun perlu juga dilihat tingkat laba dibandingkan dengan besarnya modal yang ditanamkan oleh perusahaan. 

ROE = laba bersih / Modal.

Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang hanya 1% tentunya tidak efisien untuk diinvestasikan (bunga deposito saja 6%). ROE perusahaan yang berkinerja bagus sebaiknya di atas 20% atau paling tidak di atas 10%.

5. DER (Debt to Equity Ratio / Rasio besarnya hutang terhadap modal)

Kita juga perlu mengetahui historis dari hutang perusahaan. Perusahaan yang hendak melakukan ekspansi usaha tentunya memerlukan tambahan modal, yang bisa diperoleh dari menerbitkan saham baru atau berhutang. Adanya peningkatan utang akan meningkatkan beban bunga yang harus dibayar rutin. Semakin tinggi rasio DER tersebut akan membuat perusahaan semakin berat untuk membayar bunga.
FQInstitute

Education and information to improve Financial Intelligence

No comments:

Post a Comment