Banyak orang yang mencoba masuk ke dalam dunia saham, membeli saham karena tertarik dengan profit yang bisa diperoleh, namun dengan sangat cepat mendapatkan dirinya loss alias rugi, kemudian keluar dan berkata bahwa bermain saham sangatlah mengerikan dan saham tak lain adalah judi!
Memang benar kalau mindset anda menganggap saham adalah judi, tentunya anda akan memperlakukannya sama seperti bermain judi. Mengapa? Mindset judi umumnya memakai feeling, merasa saham sedang murah dan berdoa akan segera naik, lalu jual, dan kemudian profit. Jika saham malahan turun? Sekali lagi mindset judi akan bekerja, ntah itu berdoa supaya saham segera berbalik arah menjadi naik dan bertaruh untuk itu.
Bermain judi hanya memakai feeling mau pilih yang mana, dan kemudian berdoa supaya hit the profit. Jika anda membeli saham karena dirasakan sedang murah, berdoa besok-besok naik, maka itulah mindset penjudi. Jika kemudian tidak sesuai harapan dan malahan loss, bye-bye dunia saham.. Banyak yang akhirnya meninggalkan dunia saham karena dimulai dengan mindset penjudi ini.
Jadi jika ingin terjun untuk berinvestasi atau trading di dunia saham dengan benar, pelajari mindsetnya. Ketahuilah bahwa investasi atau trading itu mempunyai perhitungan, yang tentunya berdasarkan analisa yang subjektif. Artinya analisa satu orang kemungkinan besar akan berbeda dengan analisa orang lainnya. Namun bagaimanapun perbedaan analisa masing-masing orang, seorang trader ataupun investor harus disiplin mengikuti prinsip analisa yang telah dibuatnya.
Lantas apa perbedaan mindset menjadi trader atau investor?
Berinvestasi ataupun trading adalah dua sudut pandang yang sangat berbeda, mempunyai metode yang berbeda untuk mendapatkan profit.
Tujuan atau target dari investasi adalah menghasilkan profit secara perlahan tapi pasti dalam suatu jangka waktu tertentu yang biasanya cukup lama, yaitu dengan membeli dan menabung saham, tidak langsung dijual begitu naik sedikit, namun menyimpannya terlebih dahulu sampai suatu jangka waktu atau harga tertentu yang memang sudah layak untuk dijual (biasanya tahunan, paling sedikit 3-5 tahun, atau bahkan lebih lama).
Investor tidak akan khawatir dengan naik turunya pasar yang fluktuatif setiap harinya, bahkan akan tetap bertahan walaupun pasar sedang downtrend (tren menurun), karena menurut investor yang telah menghitung suatu nilai yang wajar pada saham tersebut x tahun ke depan, turunnya market juga pada akhirnya akan rebound dan menghasilkan keuntungan.
Warren Buffet sendiri mengatakan bahwa investasi dalam dunia saham dapat saja turun sampai 50% pada suatu tertentu. Investor lebih mengacu pada fundamental perusahaan dan manajemen. Selama dirasakan bahwa perusahaan memiliki fundamental yang kuat, maka mereka tidak akan takut dengan penurunan nilai saham yang bisa terjadi karena banyak faktor, seperti tren pasar, berita, makroekonomi, posisi asing, dan lain-lain.
Ciri-ciri Investor :
- Tidak masalah dengan harga yang terus menurun, karena menjadi kesempatan bagi mereka untuk menambah jumlah sahamnya dalam portfolionya.
- Tidak cut loss, naik turunnya harga karena fluktuatif pasar tidak akan menjadi persoalan
- Jarang memantau harga saham, karena saham yang sudah dibeli ditujukan untuk investasi jangka panjang, lebih dari setaun
- Menggunakan analisa fundemental, yaitu menganalisa perusahaannya, bukan grafiknya
Di sisi lain, trading melibatkan transaksi beli dan jual yang lebih sering, bahkan bisa puluhan kali dalam sehari (day trader dan scalp trader).
Jika investor mengharapkan imbal hasil 10-15% per tahun, maka seorang trader biasanya akan mengharapkan 10% per bulan. Profit diperoleh dari membeli di harga yang lebih rendah dan menjual di harga yang lebih tinggi pada periode waktu yang singkat. Namun tentunya yang terjadi tidaklah selalu demikian.
Seorang trader harus sangat disiplin menentukan kapan posisi buy, kapan sell berdasarkan perhitungan / prinsip trading yang telah dibuat sebelumnya. Jika market sedang bergerak turun atau ke arah yang tidak diharapkan, seorang trader harus disiplin cut loss untuk memproteksi agar tidak terjadi lebih banyak kerugian karena periode trader cukup singkat.
Oleh karena itu, seorang trader harus membuat aturan pada saat membeli sebuah saham, kapan waktu untuk take profit, kapan waktu untuk cut loss. Prinsip harus telah dibuat begitu memutuskan untuk membeli saham tertentu. Bahkan prinsip membeli saham yang mana juga harus dibuat, apakah membeli pada saat breakout (saham tembus resistance level / titik dimana saham dirasa akan terus naik), atau membeli pada saat harga dirasa menyentuh support (titik dimana saham dirasakan tidak akan turun lebih dalam lagi).
Menjadi trader akan lebih banyak menggunakan analisa teknikal, yaitu analisa grafik melalui historikal pergerakan harga pasar. Trader tidak begitu peduli dengan fundamental perusahaan karena pasar bisa saja sedang bergerak naik untuk saham tertentu yang bahkan fundamentalnya tidak begitu kuat karena adanya sentimen positif / berita positif.
Ciri-ciri trader :
- Tidak masalah dengan cut loss
- Terganggu dengan harga yang terus menurun, sehingga akan lebih baik cut loss
- Selalu memantau portfolio dan harga-harga sahamnya
- Selalu membaca berita terutama yang berkaitan dengan saham-saham yang diperdagangkan
- Menggunakan grafik untuk menganalisa
Secara umum, trader dibagi menjadi 4 kategori sesuai jangka waktu tradingnya :
1. Position trader : jangka waktu memegang saham bulanan sampai tahunan (1-3 tahun)
2. Swing trader : jangka waktu memegang saham mingguan sampai bulanan
3. Day trader : saham hanya dipegang pada hari pembelian dan langsung dijual pada hari itu juga
4. Scalp trader : saham hanya dipegang beberapa menit dan bahkan detik kemudian langsung dijual
Gaya trading ini dapat anda pilih berdasarkan besarnya portfolio, waktu yang anda dedikaskan untuk trading, pengalaman trading, karakter diri, dan toleransi terhadap risiko.
Dapat disimpulkan bahwa investor mengharapkan keuntungan / return yang lebih besar namun dalam jangka waktu yang lebih lama. Investor membeli dengan harga yang rendah dan menjual dengan harga tinggi.
Sedangkan trader mengharapkan profit yang lebih sering walaupun lebih kecil dalam setiap transaksi, karena trader akan mengambil keuntungan dari naik turunnya harga pasar saham tersebut. Trader tidak harus membeli dengan harga rendah, bisa saja membeli dengan harga tinggi tetapi menjual lagi lebih tinggi (terutama ketika market uptrend).
No comments:
Post a Comment